Blogger Tricks

Wednesday, August 26, 2015

>>>MAFIA? MAAFIN YA...

     "Kemerdekaan adalah jembatan emas", kata Bung Karno. Di seberang jembatan itulah letak pulau idaman. Pulau keadilan dan kesejahteraan. Sayang, pulau itu juga menjadi incaran para mafia, sebuah komunitas rahasia tanpa negara dan ideologi nyata. Mafia memanfaatkan celah apa saja untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Karakternya menyerupai benalu.
     Mafia kini menjadi target operasi. Mafia migas, mafia hukum, mafia tanah, mafia ijazah hingga mafia batu akik terus berusaha berkamuflase untuk menghindari para pemburu. Yang dulu memburu kini jadi buruan, hunter gantian jadi target. Roda jaman menunjukkan eksistensinya.
img.  Buruan jadi Pemburu
     Sejatinya, tak ada yang keliru pada sepak terjang mafia. Mereka patuh dan taat dalam mengamalkan UUD 45 tentang "Perekonomian disusun berdasarkan azas kekeluargaan". Juga pada pasal "Bumi dan kekayaan alam di atasnya dikuasai oleh negara". Mereka hanya keliru mengartikan kata keluarga dan negara. Bahkan sesungguhnya mereka memang tak memiliki negara. Jikapun para pemburu berhasil menemukan seorang antek mafia dan memaksa mengakui asal negaranya, maka dengan santai ia akan menjawab, "Negeri saya di sini...!!".
     Tentu dengan mudah kita akan terkecoh, menyangka negerinya adalah Indonesia. Tak seorangpun memperhatikan saat ia berdiri mengucapkan kalimat tersebut dengan tangan menunjuk ke arah bawah, empat jari lainnya mengarah pada sesuatu. Ya, negeri mereka tak lain hanyalah sebatas perut dan kemaluan. 
     Terdapat slogan, negara kita adalah negara maritim. Inipun masih disalahartikan oleh para mafia. Mereka menafsirkan bahwa tempat teraman untuk memutuskan, memulai dan melakukan operasi terselubung adalah di tengah laut. Tempat yang terbuka dan sangat transparan. KPK tentu tak punya alasan untuk mencurigai mereka. Mafia memang terlatih untuk memanfaatkan celah sekecil apapun. Belut saja masih harus berguru pada mafia junior.
     Namun, seperti kata pepatah, "Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan capek juga...!!" Nah, mungkin para mafia sudah mulai kelelahan. Tubuh atletisnya telah termakan usia, wajah cantik itu kini berkerut terpapar berbagai produk kosmetik saat mementaskan pencitraan. Mungkin kata "lengser" patut menjadi pertimbangan daripada umpatan "dilengserkan". 
      Para mafia semakin gusar. Eksistensi mereka terancam. Di tengah suasana yang tak menentu, tiba-tiba seorang bijak datang memberi salam dan berujar, "Selamat malam. Maaf Mafia, maafin yaa...!!."


No comments:

Post a Comment